
Perjalanan saya ke Jakarta berpusing-pusing dari satu kedai muzik ke satu kedai yang lainnya sekitar awal 2012 menemukan saya denga sebuah CD berwarna biru, penyanyinya memejam mata dengan tertulis besar TULUS yang saya fikirkan judul album itu sahaja, tetapi ia juga adalah nama pemilik album tersebut Muhammad Tulus.
Saya tidak terus membeli sekalipun cover albumnya itu begitu menarik perhatian. Saya pulang ke hotel dan malamnya mencari di YouTube jika ada lagu penyanyi ini dimuatnaik di sana. Ternyata ada sebuah muzik video berjudul “Sewindu” yang hanya dengan sekali dengar sudah membuat saya tertarik dengan lagunya.
Dan tanpa membuang masa saya esoknya saya terus kembali ke kedai CD dan membelinya. Sejak itu Tulus menjadi peneman saya. Dari “Sewindu” ke “Teman Hidup”sehingga groove “Diorama” dan “Teman Pesta” saya ulang dengar sehingga dia merilis dua lagi album setelah itu.
Dan sehingga hari ini dengan lebih 2 Juta pendengar bulanan di Spotify, nama Tulus semakin besar tidak hanya di Indonesia malah sampai juga ke telinga pendengar Malaysia. Lagu-lagunya simple tetapi berjiwa besar – setiap satunya terhasil terus masuk ke hati dan hal itu yang membuatkan kita senang dengan lagu-lagunya.
Setelah terakhir kali mengedar “Adaptasi” tahun lalu, Tulus kembali dengan sebuah lagi lagu dalam penghasilan melodi yang cukup besar jiwanya, cukup grand garapan muziknya dan cukup berisi setiap bait kata dalam lirik-liriknya. “Ingkar” menjadi pertaruhan yang cukup baik sekali sebagai permulaan karier muziknya di tahun ini.
Asas Pop Tulus di lagu ini sangat kuat terasa signaturenya. Sekali dengar kita sudah tahu itu jenis melodi yang akan digarap biduan ini. Terhasil dalam feel Pop / Ballad yang berawal cukup lembut sebelum momentum muziknya cemerlang dengan kemasan orkestra maha grand Erwin Gutawa bersama Budapest Scoring Symphonic Orchestra yang mengiringi.
Saya jatuh cinta dengan kraf melodi lagu ini yang dicantum cukup baik ilham dalam penulisan liriknya. Mengambil ilham kisah cinta yang tak bisa dilepaskan, Tulus mendepani rasa bersalah untuk jatuh cinta dengan yang lain sekalipun perhubungan itu sudah terputus. Never let me go mungkin istilah yang cukup sesuai menggambar cerita cinta dalam lirik lagu ini.
Hal ini jelas dalam bait “Aku coba dengan yang baru, Ku kira hilang bayangmu, Namun tiap dengan yang baru rasanya seperti ku berbohong dan curangimu.” yang mengisi bahagian korus lagu ini dengan cukup baik sekali.

Satu hal yang saya begitu menyenangi Tulus adalah caranya mengeluarkan ilham lagu cinta yang berbagai-bagai. Masih ingat di lagu “Jangan Cintai Aku Apa Adanya” dia mengajak kita untuk memiliki lebih pride and demand in love.
Dan ketika merilis lagu “Ruang Sendiri” Tulus explore tentang pentingnya me time atau my space dalam percintaan yang tak semestinya harus sentiasa berdua tetapi lebih daripada itu adalah menghormati ruang sendiri pasangan anda.
Cerita-cerita begini yang saya kira cukup seronok untuk menikmati Tulus. Dia tidak hanya mahu menulis lirik cinta yang klise – dipisahkan, diduakan atau dicurangi. Tetapi dia mendalami isi cinta dalam perhubungan itu lebih daripada hal-hal biasa yang pemuzik lain mampu hasilkan.
“Ingkar” saya kira menebus kekecewaan saya terhadap single “Adaptasi” yang terlalu biasa buat saya. Lagu ini antara yang cukup baik penghasilan melodinya, penulisan lirik yang sangat baik dan kemasan muzik yang cukup berkelas sekali.
9/10
ARTIKEL BERKAITAN
Diganding Bersama Dewa 19, Yura Yunita Menzahirkan Rendisi Baru “Kangen” Dengan Cukup Berkelas